biasanya akan potong jam nonton tv atau main games Arel.
The end?
😁 ga mungkin.

Reaksi Arel bisa macam2.

– Mendadak tantrum
– Teriak keras dan tendang kaki Mamanya (yang artinya jam screen time dipotong lagi)
– Nangis merajuk “Aku sayang Mama. Aku sedih kalau Mama marah. Tapi Umizoomi itu bagus, Ma. Aku suka nontonnya, Ma.”
Sampai ngajak Emaknya debat menyoalkan oknum yg bersalah karena dia merasa tak bersalah.

Kadang saya tidak pasang wajah marah atau meninggikan suara. Tapi Arel tahu kalau saya sudah

bilang, “Okey…no Umizoomi tomorrow,” berarti dia melakukan sesuatu yang ‘bad’.
Misalnya apa?

Ya…sama lah dengan balita lainnya. Kadang kalau dikasi tahu A, ngerjainnya C yang berakibat B
Atau yang paling sering adalah Arel kalau marah, pelampiasannya sering ke banting barang, atau menendang segala sesuatu yang di dekatnya. Kalau Emaknya yg paling dekat,ya Emaknya yg ditendang.
Memang, di usia Arel, pengelolaan emosinya belum canggih (ea…padahal Emaknya juga belum tentu 😁), tapi saya ingin dia belajar menyalurkan amarahnya dengan cara baik.

Toh kadang dia bisa kok marah hanya dengan pasang muka jutek, lalu bilang, “Aku marah,Ma. Marah sekali. Aku ga suka digituin.”

Apa selalu kalau Arel marah dengan jelek saya langsung potong screentime-nya?
Tidak.
Biasanya saya ingatkan dulu. Kalau sampai peringatan ketiga tetap begitu, baru keluar ultimatumnya.

Apa Arel tahu kalau sedang menjalani masa konsekuensi tindakannya? Ya, dia tahu. Dia nanya kok, “Aku jadi ga boleh nonton umizoomi hari ini?”
“Ya jadi. Kan Mama bilang begitu.”
Lalu dia cemberut. Kadang menangis merajuk lagi. Kadang dia menyibukkan diri bermain yang lain sambil sedikit2 nanya, “sekarang udah boleh nonton tv?”

Mungkinkah dia membenci Emaknya ini? Ehm…mungkin saja di saat Emaknya ngeluarin kalimat potong jam screen time. Ga papa. Tiap ibu pasti tahu, trik membuat mereka jatuh cinta lagi pada ibunya. Untuk Arel, es krim coklat tak pernah gagal membuatnya tersenyum 😚