Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa saya yang beragama Kristen ini ikut merayakan Hari Raya Waisak?
Saya dilahirkan dalam keluarga yang bhineka. Baik suku, dan keyakinan. Mungkin itu awalnya saya terbiasa ikut terlibat perayaan hari raya agama lain.
Di sisi lain, sebelum Arel dilahirkan, saya mengikuti kegiatan Lintas Agama. Saya dan banyak pemuda dari berbagai agama berkumpul menjadi satu, lalu dikirim ke beberapa tempat ibadah yang berbeda untuk menginap sehari semalam dan melakukan observasi serta dialog dengan para pemuka agamanya. Saya saat itu dikirim ke Vihara Dhammadipa Arama di Batu-Malang.
Beberapa tahun kemudian, saya mengikuti kegiatan serupa namun kali itu saya berkunjung ke Klenteng.
Kedua kegiatan itu secara pribadi membuat saya belajar banyak tentang Agama Budha dan Khonghucu
Bagi saya, adalah baik mengenalkan keberagaman Budaya Lokal dan keyakinan yang berbeda pada Arel. Ini membantunya terbiasa melihat perbedaan dalam kehidupan. Jadi nanti kalau dia dewasa, nggak kagetan saat bertemu dengan orang atau situasi yang berbeda dengan rutinitas dan pola pikirnya.
Apa saya tidak takut kalau pengenalan terlalu dini seperti ini akan membuat Arel menjadi bingung terhadap konsep ketuhanan? Bisa-bisa minta pindah agama.
Ha ha…tidaklah. Pada usia Arel yang sekarang, saya hanya menunjukkan padanya bahwa selain agama Kristen yang kami imani, ada beberapa agama lain di Indonesia. Saya tidak mencekoki Arel dengan kedalaman spiritualitas agama tersebut, tidak.
Nah, untuk tema Waisak ini, saya membuat beberapa kegiatan seperti di bawah ini. Anda bisa melihatnya juga di Instagram @indahsevianita. Saya mengelompokkan kegiatan ini dengan kode #nowerian_religion
SENSORY PLAY : LOTUS POND | COLORING SIDHARTA GAUTAMA PICTURE | TRIP TO VIHARA | CRAFT : BUDDHA UNDER THE BODHI TREE |
INVITATION TO CREATE : ZEN GARDEN | MANDALA & BOROBUDUR | CALM DOWN SENSORY BOTTLE |
- SENSORY PLAY : LOTUS POND
Saya tak henti-hentinya memandangi foto yang saya ambil saat Arel bermain Kolam Teratai ini. Sepertinya sangat menenangkan sekali melihat kolam kecil berair jernih dengan bunga-bunga kertas aneka warna mengapung di atasnya.
Bunga Teratai mempunyai keunikan. Ia biasanya tumbuh di kolam berair keruh. Anehnya, semakin keruh airnya, maka warna kelopak bunganya akan semakin tajam warnanya. Sangat sesuai untuk mewakili makna Kemurnian dalam Agama Budha.
Saya membuat beberapa macam warna Bunga Teratai dari kertas, seperti yang biasa dilambangkan dalam Agama Budha.
- Putih = kemurnian pikiran
- Merah = Kasih saying
- Biru = akal sehat ; kebijakan dan logika
- Merah muda = Sejarah Sang Budha
- Ungu = Spiritualitas
Cara membuat Bunga Teratai Kertas, bisa dibaca di sini
Di atas meja, saya siapkan kotak berisi air, bebatuan kolam, dan Bunga Teratai Kertas. Saya meminta Arel membuat kolam berisi Bunga Teratai. Kolam Bunga Teratai ini hanya bertahan keindahannya selama dua menit saja. Anak cowok ketemu air, ya heboh. Segera setelah tahu saya selesai memotretnya, Kolam Bunga Teratai itu berubah menjadi lautan ganas dengan Kapal Bajak Laut yang menenggelamkan bunga-bunga raksasa. Bunga-bunga kertas yang saya buat selama satu jam sekejap menjadi bubur kertas (hiks…hiks…menangis dalam hati).
Saya juga membuat kartu pop-up Bunga Teratai. Ingin saja membuat kartu ini, karena sudah lama tidak membuat. Anda bisa membuatnya menjadi kartu ucapan dan mengirimkannya pada seseorang.
|| Printable – Lotus Pop Up Card ||
- COLORING SIDHARTA GAUTAMA PICTURE
Sederhana saja kegiatan ini. Untuk membantu Arel mendapat gambaran tentang Budha. Pada malam sebelumnya, saya bercerita tentang Kisah Kehidupan Sidharta Gautama. Ada ebook tentang kisah Sang Budha yang saya unduh. Anda bisa mengunduhnya juga.
Saya menggambar sendiri kali ini, sedang kambuh malas nyalain laptop & printer (tolong jangan ditiru ya he he). Ini foto tangan sepupu Arel ya, bukan tangan Arel. Mumpung sedang berkunjung dan rukun duduk semeja berdua, dua bocah itu mewarnai bersama.
|| Ebook – The Story of Budha ||
- TRIP TO VIHARA
Bertepatan dengan perayaan Waisak pada 11 Mei 2017, saya bersama suami mengajak Arel berkunjung ke Wihara untuk melihat perayaan Waisak.
Sehari sebelumnya saya menghubungi pihak Wihara untuk meminta ijin kami akan berkunjung ke sana. Mereka sangat senang menyambut kami.
Di dalam ruang ibadah, tempat duduk dibagi menjadi kelompok; laki-laki & perempuan. Kami duduk di bawah, beralaskan sebuah bantal kecil. Sikap duduk seperti siap bermeditasi. Ow…jangan tanya tentang Arel. Tentu saja dia tidak tahan lama duduk dengan cara seperti itu. Karena itu saya memilih tempat duduk di bagian luar kelompok jemaat agar mereka tidak terganggu saat Arel bertanya ini dan itu.
Seusai ibadah, ada pementasan drama dari anak-anak. Arel menikmati kunjungan singkat kami ke Wihara. Sepanjang perjalanan pulang, ia masih melanjutkan pertanyaan dan meminta agar ia diajak lagi ke perayaan keagamaan yang lain. Tunggu ya…setelah ini bulan Ramadhan dan Idul Fitri datang.
- CRAFT : BUDDHA UNDER THE BODHI TREE
Saat mengunjungi Wihara sehari sebelumnya, Arel sangat terkesima dengan patung Sang Budha berukuran sangat besar di depan ruangan ibadah. Pertanyaan siapa, apa, mengapa, di mana yang diluncurkan dari bibirnya biasanya berawal dari pengamatannya pada patung besar itu. Maka, sembari menjawab pertanyaan lanjutan dari Arel yang tak kunjung berhenti sepulangnya kami dari sana, saya mengajaknya membuat lukisan Budha di bawah Pohon Bodhi.
- INVITATION TO CREATE : ZEN GARDEN
Mengutip Wikipedia, Zen Garden adalah salah satu gaya penataan taman kering di Jepang. Media yang digunakan adalah pasir dan bebatuan. Sedangkan Zen sendiri adalah salah satu aliran Budha Mahayana.
Zen Garden bisa dibuat dalam bentuk kecil seperti terrarium, dan dapat dijadikan salah satu cara relaksasi di rumah.
Saya menyiapkan sekotak pasir, pine cone¸kayu manis kering, pebbles¸dan beberapa tangkai bunga. Saya menunjukkannya beberapa contoh Zen Garden di internet, lalu saya minta Arel membuat kreasinya sendiri.
Arel mampu membuat 5 tampilan Zen Garden yang berbeda. Prestasi untuknya, karena biasanya ia ngambek jika saya menyediakan loose parts dan memintanya berkreasi bebas. Kali ini tanpa ngambek. Ha…senang nian hati Emak.
- MANDALA & BOROBUDUR
Candi terbesar di Indonesia ini merupakan salah satu monument Budha terbesar di dunia. Dari atas, Borubudur terlihat seperti sebuah Mandala Raksasa.
Itu yang saya ceritakan secara singkat pada Arel tentang Borobudur. Lalu saya membuatkannya Mandala Flextangle . Dia sangat menyenangi mainan barunya ini.
|| Printable – Mandala Flextangle Template||
- CALM DOWN SENSORY BOTTLE
Salah satu yang khas dari ajaran Budha adalah meditasi untuk ketenangan pikiran.
Mengingat Arel tak betah duduk lama ala meditasi, saya ajak saja dia membuat botol sensory yang membantunya menenangkan pikiran.
Bahan-bahan:
- Botol bekas air mineral ukuran 330ml
- Lem cair bening 60-75ml
- Air 200ml
- Glitter 1 sdm
Campur semua bahan di dalam botol, lalu tutup rapat. Botolnya hanya perlu dibolak-balikkan saja agar butiran glitternya berjatuhan di dalam air.
Itulah tadi rangkaian kegiatan kami di rumah bertemakan Waisak. Semoga memberi inspirasi dan manfaat bagi semua yang membaca artikel ini.
***