Bertahun-tahun lalu, ketika film Moulin Rouge diputar di bioskop-bioskop Indonesia, saya sedang disibukkan dengan urusan masuk ke Perguruan Tinggi. Film ini lalu ditayangkan di saluran tv swasta beberapa tahun kemudian, dan saya terpana saat menontonnya. Ada sedikit rasa sesal kenapa tidak menonton film ini di bioskop. Pasti lagu-lagunya lebih mantap jika didengarkan dengan sound system di bioskop. Saya hanya menyisipkan harapan dalam hati, semoga ada film seperti ini lagi kelak, dan saya akan menontonnya di bioskop.

The Greatest Showman adalah jawaban dari seiris harapan saya tentang film musikal sekelas Moulin Rouge bertahun-tahun yang lalu.

Film ini bercerita tentang salah satu tokoh nyata dalam dunia hiburan Amerika pada abad 18; Phineas Taylor Barnum. Dia adalah orang pertama mengangkut kelompok sirkusnya dengan kereta api pribadi dan berkeliling negeri untuk mengadakan pertunjukkan dari kota ke kota.

Anda bisa mencarinya di internet jika tertarik lebih banyak dengan biografi Barnum. Meskipun bukan film yang ditujukan untuk kelompok anak-anak, namun film ini bisa dijadikan referensi tontonan saat anak sedang belajar tentang sejarah hiburan.

CERITA

Kalau Anda mengharapkan kisah drama menyayat hati seperti kebanyakan film musikal klasik, Anda tidak akan mendapatkannya pada film ini.

Alur dan jalan ceritanya sebenarnya sangat sederhana dan kita bisa tahu akhir ceritanya.

Seorang anak keluarga miskin, yang berjuang untuk menjadi orang terpandang, kehilangan segala-galanya saat sedang di atas kejayaan, lalu berusaha bangkit kembali dan menemukan kebahagiaan. Tamat.

Sudah begitu saja alurnya. Sederhana dan mudah dicerna.

Tapi….

Sutradara- Michael Gracey- meramu alur sederhana ini dengan lagu-lagu bersyair indah penuh makna, disertai alunan musik, dan dinyanyikan dengan tepat sebagai pengganti dialog antar tokohnya. Inilah yang membuatnya istimewa. Emosi penonton film ini dibawa naik turun bersama lagu-lagunya.

Film ini dibuka oleh sebuah lagu berjudul The Greatest Show. Perpaduan musik rock yang dimainkan orkestra dengan paduan suara, langsung membawa emosi penonton film pada sebuah gambaran kemegahan sebuah pertunjukan.

Lagu A million Dream yang bertempo lambat merangkum harapan, mimpi yang diliputi kesedihan dan rasa cinta Barnum muda. Lagu ini dinyanyikan beberapa kali pada film. Ajaibnya, lagu ini akan mengantarkan emosi yang berbeda sesuai dengan latar belakang cerita saat para tokohnya menyanyikan lagunya. Bagi saya lagu ini paling berkesan saat dinyanyikan oleh Barnum & Charity muda.

Lagu This is Me dengan hentakan perkusi mewakili kemarahan, penemuan jati diri dan keberanian para pengisi Sirkus milik Barnum.

Ada juga lagu negosiasi Come Alive yang dapat membuat Anda tersenyum dan menggoyangkan kaki karena musiknya yang gembira.

Jangan lupakan lagu Never Enough yang sukses membuat saya menangis karena keindahan suara penyanyinya dan syairnya yang manis.

SESUATU UNTUK DIPELAJARI

Meskipun beralur sederhana, film ini menyajikan jalan cerita yang penuh makna kehidupan.

Kita bisa belajar tentang kekuatan seorang wanita sekaligus istri dari karakter istri Barnum; Charity. Ia mencintai Barnum apa adanya, tak perduli bahwa ia lahir dari keluarga kelas atas sedangkan Barnum dari kelas pekerja. Bahwa ia setia dan menikmati kehidupannya yang sederhana bahkan tetap mempercayai suaminya di saat suaminya kehilangan pekerjaan. Ia mendukung dan menopang Barnum di masa-masa awal usahanya membuat pertunjukan spektakuler. Ia yang mengingatkan Barnum untuk berhenti mengejar dunia di luar sana, karena dunia yang ia butuhkan sebenarnya sudah mereka dapatkan dalam keluarga kecilnya.

Kita bisa melihat, ‘keajaiban’ yang diciptakan Barnum dalam pertunjukkannya, berawal dari rasa cintanya pada keluarga (terutama anak-anaknya). Usahanya menjadi besar karena didorong keinginannya membahagiakan keluarganya. Namun kejatuhannya dimulai saat ia menginginkan lebih banyak kehormatan dan pengakuan orang lain terhadap dirinya. Ia kehilangan percikan keajaiban itu saat tanpa sadar ia mulai serupa dengan orang-orang yang menyepelekannya saat ia masih kecil dahulu.

Kita menemukan kekuatan penerimaan diri sendiri dan keberanian untuk menunjukkan jati diri dari rombongan ‘orang aneh’ dalam Sirkus milik Barnum. Bahwa setiap orang adalah bintang yang bersinar dengan keunikannya masing-masing.

Diperankan oleh sederet actor dan aktris yang punya kualitas acting dan menyanyi yang bagus, setiap tokoh dalam cerita ini benar-benar memiliki nyawa.

Jika Anda ingin menggali film ini lebih dalam dari sisi sejarahnya, Anda bisa mengulas tentang kondisi social – ekonomi di Amerika pada abad ke-18. Juga, kebenaran dari cerita yang disuguhkan dari penelusuran biografi P.T. Barnum dan Sirkusnya saat itu.

ALASAN SAYA JATUH CINTA PADA FILM INI

Ada Hugh Jackman dan Zac Efron. 😂.

Saya penggemar kedua aktor ini karena mereka punya latar belakang teatrikal yang bisa dipercaya. Begitu saya tahu mereka berdua bermain dalam film musikal ini, saya tahu ini film yang berkualitas dan tidak mengecewakan untuk ditonton

Ini adalah daftar pemeran tokoh dalam film ini. Anda bisa langsung membaca biografi singkat mereka saat menekan namanya.

• Hugh Jackman sebagai P. T. Barnum
• Zac Efron sebagai Phillip Carlyle,rekan kerja Barnum. Karakternya berdasarkan James Anthony Bailey.
• Michelle Williams sebagai Charity Barnum, istri P. T. Barnum
• Rebecca Ferguson sebagai Jenny Lind, penyanyi seriosa yang berasal dari Swedia.
• Zendaya sebagai Anne Wheeler, pemain akrobat/
• Keala Settle sebagai Lettie Lutz, Wanita Berjanggut. Karakternya berdasarkan Josephine Clofullia dan Annie Jones.
• Sam Humphrey sebagai Charles Stratton, manusia bertubuh pendek dengan nama panggung Jendral Tom Thumb

Alasan kedua adalah, seluruh lagunya yang merdu dan kekuatan syairnya yang indah. Sungguh, ini adalah salah satu film yang memberikan kehangatan hati saat Anda keluar dari studio filmnya.

Sudahkah Anda menontonnya?

Semoga sudah ya.

***